okkey @lliosr, kali ini gue mau ngebahas soal-soal seputar HIV/AIDS, yang pasti selalu menarik buat dibahas..
Yupz, Check This OUT !!
Apakah HIV?
HIV itu singkatan dari ’human
immunodeficiency virus’. HIV
merupakan retrovirus yang menjangkiti sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia
(terutama CD4 positive T-sel dan macrophages– komponen-komponen utama sistem
kekebalan sel), dan menghancurkan atau mengganggu fungsinya. Infeksi virus ini
mengakibatkan terjadinya penurunan sistem kekebalan yang terus-menerus, yang
akan mengakibatkan defisiensi kekebalan tubuh. Penyakit-penyakit
yang berkaitan dengan defisiensi kekebalan yang parah dikenal sebagai “infeksi
oportunistik” karena infeksi-infeksi tersebut memanfaatkan sistem kekebalan
tubuh yang melemah.
Apakah AIDS?
AIDS adalah singkatan dari ‘acquired
immunodeficiency syndrome’ dan menggambarkan berbagai gejala dan infeksi yang
terkait dengan menurunnya sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV adalah penyebab AIDS. Tingkat HIV dalam tubuh dan timbulnya berbagai infeksi
tertentu merupakan indikator bahwa infeksi HIV telah berkembang menjadi AIDS.
Apakah gejala-gejala HIV?
Sebagian besar orang yang terinfeksi HIV tidak
menyadarinya karena tidak ada gejala yang tampak segera setelah terjadi infeksi
awal. Beberapa orang mengalami gangguan kelenjar yang menimbulkan efek seperti
deman (disertai panas tinggi, gatal-gatal, nyeri sendi, dan pembengkakan pada
limpa), yang dapat terjadi pada saat seroconversion. Seroconversion adalah
pembentukan antibodi akibat HIV yang biasanya terjadi antara enam minggu dan tiga
bulan setelah terjadinya infeksi.
Kendatipun infeksi HIV tidak disertai gejala
awal, seseorang yang terinfeksi HIV sangat mudah menularkan virus tersebut
kepada orang lain. Satu-satunya cara untuk menentukan apakah HIV ada di dalam
tubuh seseorang adalah melalui tes HIV.
Kapankah seorang terkena AIDS?
Istilah AIDS dipergunakan untuk tahap- tahap
infeksi HIV yang paling lanjut.
Sebagian besar orang yang terkena HIV, bila
tidak mendapat pengobatan, akan menunjukkan tanda-tanda AIDS dalam waktu 8-10
tahun. AIDS diidentifikasi berdasarkan beberapa infeksi tertentu, yang
dikelompokkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization)
sebagai berikut:
Tahap I penyakit HIV tidak menunjukkan gejala
apapun dan dikategorikan sebagai bukan AIDS.
Tahap II meliputi manifestasi mucocutaneous
minor dan infeksi-infeksi saluran pernafasan bagian atas yang tak sembuh-
sembuh
Tahap III meliputi diare kronis yang tidak
jelas penyebabnya yang berlangsung lebih dari satu bulan, infeksi bakteri yang
parah, dan TBC paru-paru), atau
Tahap IV meliputi Toksoplasmosis pada otak,
Kandidiasis pada saluran tenggorokan (oesophagus), saluran pernafasan
(trachea), batang saluran paru-paru (bronchi) atau paru-paru dan Sarkoma
Kaposi. Penyakit HIV digunakan sebagai indikator AIDS.
Sebagian besar keadaan ini merupakan infeksi
oportunistik yang apabila diderita oleh orang yang sehat, dapat diobati.
Seberapa cepat HIV bisa berkembang menjadi AIDS?
Lamanya dapat bervariasi dari satu individu
dengan individu yang lain. Dengan gaya hidup sehat, jarak waktu antara infeksi
HIV dan menjadi sakit karena AIDS dapat berkisar antara 10-15 tahun,
kadang-kadang bahkan lebih lama. Terapi antiretroviral dapat memperlambat
perkembangan AIDS dengan menurunkan jumlah virus (viral load) dalam tubuh yang
terinfeksi.
Apakah tes HIV?
Tes HIV merupakan pengujian untuk mengetahui
apakah HIV ada dalam tubuh seseorang. Tes HIV yang umumnya digunakan adalah
yang mendeteksi antibodi yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh dalam
merespons HIV, karena antibodi itu lebih mudah (dan lebih murah) dideteksi
dibanding pendeteksian virus itu sendiri. Antibodi diproduksi oleh sistem
kekebalan tubuh dalam merespons suatu infeksi.
Bagi sebagian besar orang, antibodi tersebut
memerlukan waktu tiga bulan untuk berkembang. Dalam beberapa kasus yang jarang
terjadi, antibodi ini perlu sampai enam bulan untuk berkembang.
Setelah kemungkinan pajanan, berapa lamakah saya
harus menunggu sebelum menjalani tes HIV?
Hendaknya anda menunggu tiga bulan setelah
pajanan sebelum dites HIV. Walaupun tes antibodi HIV sangat sensitif, ada
“periode jendela” selama tiga sampai 12 minggu, yang merupakan periode antara
terinfeksi HIV dengan kemunculan antibodi yang dapat dideteksi.
Dalam hal tes
anti HIV paling sensitif yang saat ini direkomendasikan, ?periode jendela?-nya
adalah sekitar tiga minggu. Periode ini bisa saja lebih lama bila tes yang
kurang sensitif yang digunakan.
Selama “periode jendela”, orang yang terinfeksi
HIV tidak memiliki antibodi yang dapat dideteksi oleh tes HIV dalam darahnya.
Kendatipun demikian, seseorang mungkin sudah memiliki HIV dalam kadar tinggi
dalam cairan tubuhnya seperti darah, cairan semen, cairan vagina, dan ASI. HIV
dapat ditularkan ke orang lain selama “periode jendela” ini, walau tes HIV
mungkin saja tidak menunjukkan bahwa anda tidak terinfeksi HIV.
Mengapa saya harus menjalani tes HIV?
Ada dua keuntungan penting bila anda mengetahui
status HIV. Pertama, bila anda terinfeksi HIV, anda dapat mengambil
langkah-langkah yang dipandang perlu sebelum gejala muncul, yang secara
potensial dapat memperpanjang hidup anda selama beberapa tahun. Kedua, bila
anda tahu bahwa anda terinfeksi, anda dapat mengambil segala kewaspadaan yang
dipandang perlu untuk mencegah penyebaran HIV kepada orang lain.
Di mana saya dapat menjalani tes/ pemeriksaan?
Banyak tempat di mana anda dapat dites HIV: di
kantor praktek dokter swasta, departemen kesehatan setempat, rumah sakit,
klinik keluarga berencana, dan tempat-tempat yang secara khusus dibangun untuk
pengetesan HIV. Cobalah untuk mencari tahu tentang tes di tempat dimana
konseling HIV/AIDS diberikan.
Apakah hasil tes saya bersifat rahasia?
Semua orang yang melakukan tes HIV harus
memberikan izin sebelum dites. Hasil tes harus mutlak dijaga kerahasiaannya.
Ada berbagai jenis tes yang tersedia:
Tes HIV rahasia
Para ahli kesehatan yang menangani tes HIV
menyimpan hasil tes dalam data medis secara rahasia. Hasil tidak dapat dibagi
dengan orang lain tanpa izin tertulis dari orang yang dites.
Tes HIV Anonim
nama orang yang dites tidak digunakan dalam
kaitannya dengan tes tersebut. Sebagai gantinya, sebuah nomor kode diterakan
dalam tes, yang memungkinkan individu yang dites menerima hasil tes. Tidak ada
dokumen tersimpan yang dapat mengaitkan orang dengan tesnya.
Apa yang harus saya lakukan ketika saya terjangkit
HIV?
Berkat perkembangan pengobatan baru, kini
terdapat lebih banyak orang yang hidup dengan HIV (ODHA) dapat menjalani hidup
yang lebih sehat dan lebih lama. Sangatlah penting bagi anda untuk memiliki
dokter yang tahu bagaimana cara perawatan HIV. Konselor atau perawat terlatih
dapat memberikan konseling dan merekomendasikan dokter yang tepat.
Selain itu, anda dapat melakukan hal-hal berikut
agar tetap sehat:
Ikuti petunjuk dokter anda. Atur dan tepai janji
dengan dokter. Bila dokter anda memberi resep, minumlah sesuai dengan yang
tertera dalam resepnya.
Lakukan imunisasi (suntikan) untuk mencegah
infeksi seperti pneumonia dan flu (setelah berkonsultasi dengan dokter anda).
Bila anda merokok atau anda menggunakan
obat-obatan yang tidak diresepkan oleh dokter anda, segera hentikan.
Makan makanan yang sehat.
Berolahragalah secara teratur agar tetap sehat
dan kuat.
Tidur dan beristirahatlah dengan cukup.
Apa artinya bila tes HIV saya hasilnya negatif?
Hasil tes yang negatif berarti bahwa di dalam
darah anda, tidak terdapat antibodi HIV saat Anda melakukan tes. Bila anda
negatif, pastikan bahwa anda tetap seperti itu: pelajari berbagai fakta
mengenai penularan HIV dan hindarkan diri agar tidak terjerumus dalam perilaku
yang tidak aman.
Adakah obat untuk HIV?
Tidak. Tidak ada obat yang dapat sepenuhnya
menyembuhkan HIV/AIDS. Perkembangan penyakit dapat diperlambat namun tidak
dapat dihentikan sepenuhnya. Kombinasi yang tepat antara berbagai obat-obatan
antiretroviral dapat memperlambat kerusakan yang diakibatkan oleh HIV pada
sistem kekebalan tubuh dan menunda awal terjadinya AIDS.
Jenis pengobatan dan perawatan apakah yang
tersedia?
Pengobatan dan perawatan yang ada terdiri dari
sejumlah unsur yang berbeda, yang meliputi konseling dan tes mandiri (VCT), dukungan
bagi pencegahan penularan HIV, konseling tindak lanjut, saran-saran mengenai
makanan dan gizi, pengobatan IMS, pengelolaan efek nutrisi, pencegahan dan
perawatan infeksi oportunistik (IOS), dan pemberian obat-obatan antiretroviral.
Apakah obat anti retroviral itu?
Obat antiretroviral digunakan dalam pengobatan
infeksi HIV. Obat-obatan ini bekerja melawan infeksi itu sendiri dengan cara
memperlambat reproduksi HIV dalam tubuh.
Bagaimana cara kerja obat antiretroviral?
Dalam suatu sel yang terinfeksi, HIV mereplikasi
diri, yang kemudian dapat menginfeksi sel-sel lain dalam tubuh yang masih
sehat. Semakin banyak sel yang diinfeksi HIV, semakin besar dampak yang
ditimbulkannya terhadap kekebalan tubuh (immunodeficiency). Obat-obatan
antiretroviral memperlambat replikasi sel-sel, yang berarti memperlambat
penyebaran virus dalam tubuh, dengan mengganggu proses replikasi dengan
berbagai cara.
Penghambat Nucleoside Reverse Transcriptase
(NRTI)
HIV memerlukan enzim yang disebut reverse
transcriptase untuk mereplikasi diri. Jenis obat-obatan ini memperlambat kerja
reverse transcriptase dengan cara mencegah proses pengembangbiakkan materi
genetik virus tersebut.
Penghambat Non-Nucleoside Reverse Transcriptase
(NNRTI)
Jenis obat-obatan ini juga mengacaukan replikasi
HIV dengan mengikat enzim reverse transcriptase itu sendiri. Hal ini mencegah
agar enzim ini tidak bekerja dan menghentikan produksi partikel virus baru
dalam sel-sel yang terinfeksi.
Penghambat Protease (PI)
Protease merupakan enzim pencernaan yang
diperlukan dalam replikasi HIV untuk membentuk partikel-partikel virus baru.
Protease memecah belah protein dan enzim dalam sel-sel yang terinfeksi, yang
kemudian dapat menginfeksi sel yang lain. Penghambat protease mencegah
pemecah-belahan protein dan karenanya memperlambat produksi partikel virus
baru.
Apakah obat antiretroviral efektif?
Penggunaan ARV dalam kombinasi tiga atau lebih
obat-obatan menunjukkan dapat menurunkan jumlah kematian dan penyakit yang
terkait dengan AIDS secara dramatis. Walau bukan solusi penyembuhan, kombinasi
terapi ARV dapat memperpanjang hidup orang penyandang HIV-positif, membuat
mereka lebih sehat, dan hidup lebih produktif dengan mengurangi varaemia
(jumlah HIV dalam darah) dan meningkatkan jumlah sel-sel CD4+ (sel-sel darah
putih yang penting bagi sistem kekebalan tubuh).
Supaya pengobatan antiretroviral dapat efektif
untuk waktu yang lama, jenis obat-obatan antiretroviral yang berbeda perlu
dikombinasikan. Inilah yang disebut sebagai terapi kombinasi. Istilah ‘Highly
Active Anti-Retroviral Therapy’ (HAART) digunakan untuk menyebut kombinasi dari
tiga atau lebih obat anti HIV.
Bila hanya satu obat digunakan sendirian,
diketahui bahwa dalam beberapa waktu, perubahan dalam virus menjadikannya mampu
mengembangkan resistensi terhadap obat tersebut. Obat tersebut akhirnya menjadi
tidak efektif lagi dan virus mulai bereproduksi kembali dalam jumlah yang sama
seperti sebelum dilakukan pengobatan. Bila dua atau lebih obat-obatan digunakan
bersamaan, tingkat perkembangan resistensi dapat dikurangi secara substansial.
Biasanya, kombinasi tersebut terdiri atas dua obat yang bekerja menghambat
reverse transcriptase enzyme dan satu obat penghambat protease. Obat-obatan
anti retroviral hendaknya hanya diminum di bawah pengawasan medis.
Mengapa ARV tidak siap tersedia?
Di negara-negara berkembang, hanya sekitar 5%
dari mereka yang membutuhkan dapat memperoleh pengobatan antiretroviral,
sementara di negera-negara berpendapatan tinggi akses tersebut hampir
universal. Masalahnya adalah harga obat-obatan yang tinggi, infrastruktur
perawatan kesehatan yang tidak memadai, dan kurangnya sumber pembiayaan,
menghalangi penggunaan perawatan kombinasi ARV secara meluas di negara-negara
berpenghasilan rendah dan menengah.
Sebanyak 12 obat-obatan ARV telah diikutsertakan
dalam Daftar Obat-obatan Esensial WHO (WHO Essential Medicines List).
Diikutsertakannya ARV dalam Daftar Obat-obatan Esensial WHO akan mendorong
pemerintah di negara-negara dengan epidemi tinggi untuk lebih memperluas
pendistribusian obat-obatan esensial tersebut kepada mereka yang memerlukannya.
Sementara itu, meningkatnya komitmen ekonomi dan politik di tahun-tahun
terakhir ini, yang distimulir oleh orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA),
masyarakat sipil dan mitra lainnya, telah membuka ruang bagi perluasan akses terhadap
terapi HIV secara luar biasa.
Perawatan jenis apakah yang tersedia ketika akses
ARV tidak tersedia?
Unsur-unsur perawatan lain dapat membantu
mempertahankan kualitas hidup tinggi saat ARV tidak tersedia. Unsur-unsur ini
meliputi nutrisi yang memadai, konseling, pencegahan dan pengobatan infeksi
oportunistik, dan menjaga kesehatan pada umumnya.
Apakah P3P itu?
Perawatan Pencegahan Pasca Pajanan terdiri dari
pengobatan, tes laboratorium dan konseling. Pengobatan P3P harus dimulai dalam
hitungan jam dari saat kemungkinan pajanan HIV dan harus berlanjut selama
sekitar empat minggu. Pengobatan P3P belum terbukti dapat mencegah penularan
HIV. Kendatipun demikian, kajian-kajian penelitian menunjukkan bahwa bila
pengobatan dapat dilaksanakan lebih cepat setelah kemungkinan pajanan HIV
(idealnya dalam waktu dua jam dan tak lebih dari 72 jam setelah pajanan),
pengobatan tersebut mungkin bermanfaat dalam mencegah infeksi HIV.
Pencegahan
Bagaimana infeksi HIV dapat dicegah?
Penularan HIV secara seksual dapat dicegah
dengan:
berpantang seks
hubungan monogami antara pasangan yang tidak
terinfeksi
seks non-penetratif
penggunaan kondom pria atau kondom wanita secara
konsisten dan benar
Cara tambahan yang lain untuk menghindari
infeksi:
Bila anda seorang pengguna narkoba suntikan,
selalu gunakan jarum suntik atau semprit baru yang sekali pakai atau jarum yang
secara tepat disterilkan sebelum digunakan kembali.
Pastikan bahwa darah dan produk darah telah
melalui tes HIV dan standar standar keamanan darah dilaksanakan.
Apakah “seks aman” itu?
Tak ada seks yang 100% aman. Seks yang lebih
aman menyangkut upaya-upaya kewaspadaan untuk menurunkan potensi penularan dan
terkena infeksi menular seksual (IMS), termasuk HIV, saat melakukan hubungan
seks. Menggunakan kondom secara tepat dan konsisten selama melakukan hubungan
seks dianggap sebagai seks yang lebih aman.
Seberapa efektifkah kondom dalam mencegah HIV?
Kondom yang kualitasnya terjamin adalah
satu-satunya produk yang saat ini tersedia untuk melindungi pemakai dari
infeksi seksual karena HIV dan infeksi menular seksual (IMS) lainnya. Ketika
digunakan secara tepat, kondom terbukti menjadi alat yang efektif untuk
mencegah infeksi HIV di kalangan perempuan dan laki-laki.
Walaupun begitu, tidak ada metode perlindungan
yang 100% efektif, dan penggunaan kondom tidak dapat menjamin secara mutlak
perlindungan terhadap segala infeksi menular seksual (IMS). Agar perlindungan
kondom efektif, kondom tersebut harus digunakan secara benar dan konsisten.
Penggunaan yang kurang tepat dapat mengakibatkan lepasnya atau bocornya kondom,
sehingga menjadi tidak efektif.
Bagaimana cara memasang kondom pria?
Kondom berpelumas lebih sedikit kemungkinan
untuk robek saat dikenakan atau digunakan. Pelumas berbasis minyak, seperti
vaselin, hendaknya tidak digunakan karena dapat merusak kondom.
Hanya buka bungkusan berisi kondom saat akan
digunakan, kalau tidak kondom akan mengering. Berhati-hatilah agar kondom tidak
rusak atau sobek ketika anda membuka bungkusnya. Bila kondom ternyata sobek,
buang kondom tersebut dan buka bungkusan yang baru.
Kondom dikemas tergulung dalam bentuk lingkaran
gepeng. Pasanglah kondom yang tergulung itu di ujung penis. Peganglah ujung
kondom di antara ibu jari dan jari telunjuk untuk menekan udara supaya keluar
dari ujung kondom. Tindakan ini akan menyisakan ruang untuk tempat cairan semen
setelah terjadinya ejakulasi. Tetap pegang ujung kondom dengan satu tangan.
Dengan tangan yang satunya, gulunglah sepanjang penis yang berereksi ke arah
rambut kemaluan. Jika pria pemakai tidak disunat, ia harus menarik kulup ke
arah pangkal penis sebelum menggulung kondom.
Bila kondom tidak cukup berpelumas, pelumas
berbasis air (seperti silikon, gliserin, atau K-Y jelly) dapat ditambahkan.
Bahkan air ludah dapat berfungsi dengan baik sebagai pelumas. Pelumas yang
terbuat dari minyak-minyak goreng atau lemak, minyak bayi atau minyak mineral,
jeli berbasis bahan turunan minyak bumi seperti vaselin dan olesan lainnya –
hendaknya jangan digunakan karena dapat merusak kondom.
Setelah berhubungan seks, kondom perlu segera
dilepaskan secara benar.
Segera setelah si pria pemakai mengalami
ejakulasi, ia harus menahan pada ujung dekat pangkal penis untuk memastikan
agar kondom tidak terlepas.
Kemudian, si pria harus menarik keluar penisnya
selagi masih dalam keadaan ereksi.
Ketika penis mengecil kembali, lepaskan kondom
dan buanglah kondom pada tempat yang tepat. Jangan membuang kondom ke dalam
toilet dan menyentornya dengan air.
Bila anda akan melakukan hubungan seks lagi,
gunakan kondom baru, dan ulangi proses di atas dari awal.
Apakah kondom perempuan?
Kondom perempuan merupakan metode kontrasepsi
pertama dan satu-satunya yang dikendalikan oleh perempuan. Kondom perempuan
adalah sarung yang terbuat dari bahan polyuretan yang kuat, lembut, dan tembus
pandang yang dimasukkan ke dalam vagina sebelum melakukan hubungan seks. Kondom
tersebut sepenuhnya mengikuti bentuk vagina dan karenanya dengan penggunaan
yang benar dan konsisten, ia akan memberikan perlindungan dari kemungkinan
hamil sekaligus infeksi menular seksual (IMS). Kondom perempuan tidak memiliki
risiko dan efek samping, dan tidak memerlukan resep atau intervensi dari staf
perawatan kesehatan.
Bagaimana cara memasang kondom perempuan?
Ambil kondom dari dalam bungkus pelindungnya.
Bila dipandang perlu, tambahkan pelumas ekstra pada cincin-cincin kondom bagian
dalam dan luar.
Untuk memasukkan kondom, berjongkoklah, duduk
dengan kedua lutut terbuka lebar, atau berdirilah dengan satu kaki bertumpu di
atas bangku kecil atau kursi rendah. Pegang kondom dengan bagian ujung yang
terbuka menghadap ke arah bawah. Sambil memegang cincin atas “kantung” (ujung
kondom yang tertutup), pencet cincin diantara ibu jari dan jari tengah.
Kemudian letakkan jari telunjuk di antara ibu
jari dan jari tengah. Dengan jari-jari dalam posisi tersebut, jagalah agar
bagian ujung kondom tetap terjepit dalam bentuk lonjong pipih. Gunakan tangan
yang satunya untuk membuka bibir vagina dan masukkan ujung “kantung” yang
tertutup.
Setelah ujungnya masuk, gunakan jari telunjuk
anda untuk mendorong “kantung” sampai ke ujung vagina. Pastikan bahwa ujung
kondom telah terletak melewati tulang kemaluan anda dengan menekukkan jari
telunjuk ke arah atas setelah jari berada beberapa inci di dalam vagina. Anda
dapat mengenakan kondom perempuan maksimal delapan jam sebelum melakukan
hubungan seksual.
Pastikan bahwa kondom tersebut tidak terpelintir
dalam vagina anda. Jika demikian, keluarkan, berikan satu atau dua tetes cairan
pelumas dan masukkan kembali. Catatan: Kira-kira satu inci dari ujung kondom
yang terbuka akan berada di luar tubuh anda. Jika pasangan anda memasukkan
penisnya di bawah atau di sebelah kantung, mintalah ia untuk menarik keluar
kembali. Copot kondomnya, buang dan gunakan yang baru. Sampai anda dan pasangan
anda terbiasa dengan kondom perempuan, akan sangat berguna jika anda
menggunakan tangan anda untuk membantu memasukkan penisnya ke vagina.
Setelah pasangan anda berejakulasi dan menarik
keluar penisnya, pencet dan putar ujung kondom yang terbuka agar sperma tidak
tumpah. Keluarkan perlahan-lahan. Buanglah kondom bekas tersebut (namun jangan
membuangnya ke lubang toilet).
Tidak disarankan untuk menggunakan ulang kondom
perempuan.
Bagaimana pengguna narkoba suntik (IDU) dapat
mengurangi risiko tertular HIV?
Bagi pengguna narkoba, langkah-langkah tertentu
dapat diambil untuk mengurangi risiko kesehatan masyarakat maupun kesehatan
pribadi, yaitu:
Beralih dari napza yang harus disuntikkan ke
yang dapat diminum secara oral.
Jangan pernah menggunakan atau secara bergantian
menggunakan semprit, air, atau alat untuk menyiapkan napza.
Gunakan semprit baru (yang diperoleh dari
sumber-sumber yang dipercaya, misalnya apotek, atau melalui program pertukaran
jarum suntikan) untuk mempersiapkan dan menyuntikkan narkoba.
Ketika mempersiapkan napza, gunakan air yang
steril atau air bersih dari sumber yang dapat diandalkan.
Dengan menggunakan kapas pembersih beralkohol,
bersihkan tempat yang akan disuntik sebelum penyuntikan dilakukan.
Bagaimana penularan dari ibu ke anak dapat
dicegah?
Penularan HIV dari seorang ibu yang terinfeksi
dapat terjadi selama masa kehamilan, selama proses persalinan atau setelah
kelahiran melalui ASI. Tanpa adanya intervensi apapun, sekitar 15% sampai 30%
ibu dengan infeksi HIV akan menularkan infeksi selama masa kehamilan dan proses
persalinan. Pemberian air susu ibu meningkatkan risiko penularan sekitar
10-15%. Risiko ini tergantung pada faktor- faktor klinis dan bisa saja
bervariasi tergantung dari pola dan lamanya masa menyusui.
Penularan dari Ibu ke Anak dapat dikurangi
dengan cara berikut:
Pengobatan: Jelas bahwa pengobatan preventatif
antiretroviral jangka pendek merupakan metode yang efektif dan layak untuk
mencegah penularan HIV dari ibu ke anak. Ketika dikombinasikan dengan dukungan
dan konseling makanan bayi, dan penggunaan metode pemberian makanan yang lebih
aman, pengobatan ini dapat mengurangi risiko infeksi anak hingga setengahnya.
Regimen ARV khususnya didasarkan pada nevirapine atau zidovudine. Nevirapine
diberikan dalam satu dosis kepada ibu saat proses persalinan, dan dalam satu
dosis kepada anak dalam waktu 72 jam setelah kelahiran. Zidovudine diketahui
dapat menurunkan risiko penularan ketika diberikan kepada ibu dalam enam bulan
terakhir masa kehamilan, dan melalui infus selama proses persalinan, dan kepada
sang bayi selama enam minggu setelah kelahiran. Bahkan bila zidovudine
diberikan di saat akhir kehamilan, atau sekitar saat masa persalinan, risiko
penularan dapat dikurangi menjadi separuhnya. Secara umum, efektivitas regimen
obat-obatan akan sirna bila bayi terus terpapar pada HIV melalui pemberian air
susu ibu. Obat-obatan antiretroviral hendaknya hanya dipakai di bawah
pengawasan medis.
Operasi Caesar: Operasi caesar merupakan
prosedur pembedahan di mana bayi dilahirkan melalui sayatan pada dinding perut
dan uterus ibunya. Dari jumlah bayi yang terinfeksi melalui penularan ibu ke
anak, diyakini bahwa sekitar dua pertiga terinfeksi selama masa kehamilan dan
sekitar saat persalinan. Proses persalinan melalui vagina dianggap lebih
meningkatkan risiko penularan dari ibu ke anak, sementara operasi caesar telah
menunjukkan kemungkinan terjadinya penurunan risiko. Kendatipun demikian, perlu
dipertimbangkan juga faktor risiko yang dihadapi sang ibu.
Menghindari pemberian ASI: Risiko penularan dari
ibu ke anak meningkat tatkala anak disusui. Walaupun ASI dianggap sebagai
nutrisi yang terbaik bagi anak, bagi ibu penyandang HIV-positif, sangat dianjurkan
untuk mengganti ASI dengan susu formula guna mengurangi risiko penularan
terhadap anak. Namun demikian, ini hanya dianjurkan bila susu formula tersebut
dapat memenuhi kebutuhan gizi anak, bila formula bayi itu dapat dibuat dalam
kondisi yang higienis, dan bila biaya formula bayi itu terjangkau oleh
keluarga.
Badan Kesehatan Dunia, WHO, membuat rekomendasi
berikut:
Ketika makanan pengganti dapat diterima, layak,
harganya terjangkau, berkesinambungan, dan aman, sangat dianjurkan bagi ibu
yang terinfeksi HIV-positif untuk tidak menyusui bayinya. Bila sebaliknya, maka
pemberian ASI eksklusif direkomendasikan pada bulan pertama kehidupan bayi dan
hendaknya diputus sesegera mungkin.
Prosedur apakah yang harus ditempuh oleh seorang
petugas kesehatan untuk mencegah penularan dalam setting perawatan kesehatan?
Para pekerja kesehatan hendaknya mengikuti
Kewaspadaan Universal (Universal Precaution). Kewaspadaan Universal adalah
panduan mengenai pengendalian infeksi yang dikembangkan untuk melindungi para
pekerja di bidang kesehatan dan para pasiennya sehingga dapat terhindar dari
berbagai penyakit yang disebarkan melalui darah dan cairan tubuh tertentu.
Kewaspadaan Universal meliputi:
Cara penanganan dan pembuangan barang-barang
tajam (yakni barang-barang yang dapat menimbulkan sayatan atau luka tusukan,
termasuk jarum, jarum hipodermik, pisau bedah dan benda tajam lainnya, pisau,
perangkat infus, gergaji, remukan/pecahan kaca, dan paku);
Mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan
sesudah dilakukannya semua prosedur;
Menggunakan alat pelindung seperti sarung
tangan, celemek, jubah, masker dan kacamata pelindung (goggles) saat harus
bersentuhan langsung dengan darah dan cairan tubuh lainnya;
Melakukan desinfeksi instrumen kerja dan
peralatan yang terkontaminasi;
Penanganan seprei kotor/bernoda secara tepat.
Selain itu, semua pekerja kesehatan harapnya
berhati-hati dan waspada untuk mencegah terjadinya luka yang disebabkan oleh
jarum, pisau bedah, dan instrumen atau peralatan yang tajam. Sesuai dengan
Kewaspadaan Universal, darah dan cairan tubuh lain dari semua orang harus
dianggap telah terinfeksi dengan HIV, tanpa memandang apakah status orang
tersebut baru diduga atau sudah diketahui status HIV-nya.
Apa yang harus dilakukan bila anda menduga bahwa
anda telah terekspos HIV?
Bila anda menduga bahwa anda telah terpapar HIV,
anda hendaknya mendapatkan konseling dan melakukan testing/pemeriksaan HIV.
Kewaspadaan hendaknya diambil guna mencegah penyebaran HIV kepada orang lain,
seandainya anda benar terinfeksi HIV.
Apakah gigitan nyamuk membawa risiko terinfeksi
HIV?
HIV tidak menyebar melalui gigitan nyamuk atau
gigitan serangga lainnya. Bahkan bila virus masuk ke dalam tubuh nyamuk atau
serangga yang menggigit atau mengisap darah, virus tersebut tidak dapat
mereproduksi dirinya dalam tubuh serangga. Karena serangga tidak dapat
terinfeksi HIV, serangga tidak dapat menularkannya ke tubuh manusia yang
digigitnya.
Apakah saya harus khawatir tertular HIV saat
melakukan kegiatan olah raga?
Tidak terdapat bukti bahwa HIV dapat ditularkan
ketika seseorang melakukan olah raga.
Bisakah saya terkena HIV dari bersentuhan secara
biasa? (berjabat tangan,
berpelukan, menggunakan toilet, minum dari gelas yang juga digunakan oleh
seseorang yang terkena HIV, atau berada berdekatan dengan seseorang yang
terinfeksi yang sedang bersin atau batuk)?
HIV tidak ditularkan oleh kontak sehari-hari
dalam kegiatan sosial, di sekolah, ataupun di tempat kerja. Anda tidak dapat
terinfeksi lantaran anda berjabat tangan, berpelukan, menggunakan toilet yang
sama atau minum dari gelas yang sama dengan seseorang yang terinfeksi HIV, atau
terpapar batuk atau bersin penyandang infeksi HIV.
Apakah HIV hanya menjangkiti kaum homoseksual dan
pengguna narkoba saja?
Tidak. Setiap orang yang melakukan hubungan seks
yang tak terlindungi, berbagi penggunaan alat suntikan, atau diberi transfusi
dengan darah yang terkontaminasi dapat terinfeksi HIV. Bayi dapat terinfeksi
HIV dari ibunya selama masa kehamilan, selama proses persalinan, atau setelah
kelahiran melalui pemberian air susu ibu.
Sebanyak 90% kasus HIV merupakan akibat dari
penularan seksual dan 60-70%kasus HIV terjadi di kalangan heteroseksual.
Apakah kita dapat mengetahui bahwa seseorang
terkena HIV hanya dengan melihat dari penampilannya?
Kita tidak dapat mengetahui bahwa seseorang
menyandang HIV atau AIDS hanya dengan melihat penampilan mereka. Seseorang yang
terinfeksi HIV bisa saja nampak sehat dan merasa baik-baik saja, namun mereka
tetap dapat menularkan virus itu ke anda. Tes darah merupakan satu-satunya cara
untuk mengetahui apakah seseorang terinfeksi HIV atau tidak.
Bisakah saya terjangkit lebih dari satu infeksi
menular seksual (IMS) pada saat yang bersamaan?
Ya. Anda dapat terkena lebih dari satu infeksi
penyakit menular (IMS) pada saat yang bersamaan. Masing-masing infeksi
memerlukan pengobatannya sendiri. Anda tidak dapat menjadi kebal terhadap IMS.
Anda juga dapat terkena infeksi yang sama berkali-kali. Banyak pria dan wanita
yang tidak merasa atau melihat gejala awal apapun ketika mereka pertama kali
terinfeksi dengan IMS, kendatipun mereka masih bisa menulari pasangan
seksualnya.
Ketika seseorang sedang menjalani terapi
antiretroviral, dapatkan dia menularkan HIV kepada orang lain?
Terapi antiretroviral tidak dapat mencegah
penularan virus ke orang lain. Terapi dapat membantu menurunkan jumlah virus ke
tingkat yang tidak terdeteksi, namun HIV masih tetap ada dalam tubuh, dan dapat
ditularkan ke orang lain melalui hubungan seksual, dengan bergantian memakai
peralatan suntikan, atau melalui ibu yang menyusui bayinya.
Penularan
Dimanakah HIV ditemukan?
HIV dapat ditemukan dalam cairan tubuh seperti
darah, cairan semen, cairan vagina dan air susu ibu.
Bagaimanakah HIV ditularkan?
HIV ditularkan melalui seks penetratif (anal
atau vaginal) dan oral seks; transfusi darah; pemakaian jarum suntik
terkontaminasi secara bergantian dalam lingkungan perawatan kesehatan, dan
melalui suntikan narkoba; dan melalui ibu ke anak, selama masa kehamilan,
persalinan, dan menyusui.
Bagaimana risiko terkena HIV dari berciuman?
Penularan melalui ciuman di mulut berisiko
sangat rendah, dan belum ada bukti bahwa virus HIV dapat menyebar lewat air
ludah karena berciuman.
Bagaimana risiko terkena HIV dari penindikan
bagian tubuh atau tato?
Risiko penularan HIV terjadi bila alat yang
digunakan terkontaminasi virus HIV dan tidak disterilkan terlebih dahulu atau
digunakan secara bergantian dengan orang lain. Alat yang digunakan secara
disuntikkan pada kulit hendaknya dipakai hanya satu kali, kemudian dibuang atau
dicuci dan disterilkan secara seksama.
Bagaimana risiko terkena HIV dari berbagi alat
cukur dengan seseorang yang terinfeksi HIV?
Segala jenis pelukaan dengan menggunakan benda
yang tidak disterilkan, seperti silet atau pisau, dapat menularkan HIV. Memakai
pencukur jenggot secara bergantian hendaknya dihindarkan, kecuali benda-benda
tersebut disterilkan sepenuhnya sebelum digunakan.
Apakah berhubungan seks dengan seseorang
penyandang HIV-positif aman dilakukan?
Selalu ada risiko penularan bila berhubungan
seks dengan seseorang penyandang HIV-positif. Risiko dapat dikurangi secara
signifikan bila kondom digunakan secara konsisten dan tepat.
Apakah aman bagi dua orang individu yang
terinfeksi untuk secara eksklusif berhubungan seks tanpa perlindungan?
Tidak. Tidaklah aman bagi dua orang yang
terinfeksi HIV untuk melakukan hubungan seks yang tak terlindungi karena adanya
kemungkinan infeksi ulang dengan HIV tipe lain, dan kemungkinan menularnya
infeksi menular seksual (IMS). Penggunaan kondom sangat disarankan ketika kedua
pasangan terinfeksi.
So @lliors harus lebih waspada dan hati-hati mulai dari sekarang, ingat ! "semua yang didapat adalah hasil dari apa yang dijamah/diperbuat". Stay away from the sickness but not the patient. Keep Healthy whenever wherever however. ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar